Kamis, 18 Oktober 2012

Jakarta dan Segala Seluk - Beluknya

Jakarta, itulah nama Ibukota Negara Indonesia.
Kota yang diberi predikat DKI (Daerah Khusus Ibukota) ini memiliki letak geografis 106 22’ 42″ BT sampai 106 58’ 18″ BT dan -5 19’ 12″ LS sampai -6 23’ 54″ LS.
Ibukota yang terletak di barat laut pulau jawa ini telah beberapa kali mengganti namanya.
Berawal dari Sunda Kelapa (397-1527) diubah menjadi Jayakarta (1527- 1619) beralih menjadi Batavia (1619 - 1942) dan menjadi Jakarta yang kita kenal sekarang.
Pimpinan Pemerintahan pertama Jakarta adalah Soemarno Sosroatmodjo.
Jakarta juga salah satu tempat penting dan bersejarah di Indonesia.
Di Jakarta terdapat beberapa tempat wisata yang cukup terkenal, contohnya Kota Tua, Museum Fatahilla, Ancol, Monas Dll.
Dengan luas wilayah sekitar 661,52 km² , Jakarta merupakan pusat pembangunan di Indonesia.
Namun sayangnya tidak ada pemerataan pembangunan yang baik ke seluruh Indonesia karena posisinya tidak berada tepat di tengah Indonesia.
Jakarta adalah rumah dan tempat penghidupan bagi 10 juta penduduk.
Jakarta merupakan tempat bisnis yang baik, karena sebagian besar uang negara berputar di daerah ini.
Jakarta juga ladang investasi yang bagus bagi perusahaan luar negeri.
Selain itu Jakarta merupakan tempat para petinggi-petinggi Indonesia “bermarkas”.
Seluruh kementrian dan parlemen yang ada mengawasi kegiatan politik, ekonomi, pertahanan, keuangan dan sebagainya di Indonesia berpusat di Jakarta.
Kehidupan di Jakarta termasuk hal yang bisa dibilang sangat mewah.
Hampir semua hal berbau modis dan glamor.
Jakarta juga merupakan surga belanja di Indonesia dengan adanya mall-mall di setiap arah mata angin di kota Jakarta.
Namun dibalik itu, tidak sedikit juga orang yang kurang mampu dan agak susah hidup dan bertahan di hidup di Jakarta.
Dengan adanya kerja keras pemerintah, mudah-mudahan angka kemiskinan di Jakarta dapat ditekan.
Bukan hanya Jakarta tapi seluruh Indonesia.
Selain itu, bisa di bilang kepedulian antar sesama hampir tidak bisa dirasakan.
Kepedulian dalam hal kebersihan, kebersamaan dan kenyamanan sangatlah tidak bisa dirasakan, contohnya sampah yang hampir selalu dibuang di sungai, sangatlah sulit menemukan sungai yang jernih di Jakarta, bahkan mungkin tidak ada.
Buang sampah di sungai juga dapat menyebabkan banjir.
Saat terjadi banjir, ujung-ujungnya justru menyalahkan pemerintah.
Pemerintah tidak bisa sepenuhnya disalahkan.
Kesadaran kita juga untuk menjaga lingkungan.
Contoh lainnya juga, kemacetan yang bisa ditemui di seluruh sudut Jakarta yang mengakibatkan polusi pencemaran udara secara berlebihan, hal ini disebabkan karena ego untuk menghemat energi dengan naik angkutan umum, ego dalam berlalu lintas juga salah satu penyebab kemacetan di Jakarta.
Di samping itu kehidupan di Jakarta sangatlah keras , mungkin kalimat “Jakarta lebih kejam daripada ibu tiri.” bisa menggambarkan betapa kerasnya Jakarta.
Tidak sedikit juga kehidupan sisi gelap ibukota.
Masih banyak dan sering terjadinya tawuran antar sekolah yang mengakibatkan korban jiwa dan
merugikan masyarakat, banyaknya narkoba yang beredar pada anak usia di bawah umur, kehidupan malam yang sangat mengkhawatirkan, dan penyimpangan seksual di bawah umur dan sebagainya.
Mudah-mudahan hal yang akan merusak pencitraan ini dapat segera diberantas dan tidak terjadi lagi pada masa mendatang.
Kami yakin, Pemerintah akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk memperbaiki kekurangan dan menjaga juga menambah kelebihan Kota Jakarta.
Jakarta, Ibukota Negara Kita Yang Tercinta.